Translate

Jumat, 30 Mei 2014

Kisah Orang yang bangkit dari kemiskinan / keterpurukan

     










    Jika seseorang diberi kemiskinan atau kekurangan, sesungguhnya ia diuji dengan kemiskinan dan kekurangannya itu. Apakah ia bisa bersabar tabah menerima segala kesulitan hidup yang dialaminya. Sedangkan jika diberikan kekayaan dan kesebihan ia juga sedang duji dengan itu. Apakah kelebihan itu ia bisa memanfaatkannya untuk hal-hal yang baik dan tidak melupakan Allah sebagai Yang Maha Kuasa yang memberi semua itu untuknya. Banyak sekali orang yang sombong, merasa semua kelebihan itu adalah miliknya, padahal semua itu pemberian sekaligus ujian dari Allah. Itulah yang terjadi pada seorang pengusaha dibidang transport yang memiliki pengalaman pahit yang datang ke Rumah Amalia.

Beliau bertutur ketika menjelang lebaran peristiwa pahit menimpa dirinya. Dia berpikir untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat, karena ada perbedaan jatuhnya hari raya menyebabkan kerugian yang cukup besar. Sampai akhirnya menjual semua asetnya untuk menutupi hutang. Kondisi itulah yang menyebabkan tekadnya semakin bulat untuk bershodaqoh di Rumah Amalia. Dulu dirinya orang yang tidak pernah percaya untuk apa orang bershodaqoh, hanya buang2 duit. Beliau belum mengerti shodaqoh adalah logika keberkahan. Dikala orang dalam kondisi senang atau susah, bahagia atau derita, diposisi puncak karier atau dibawah, shodaqoh memberikan kebahagiaan, kesehatan, keselamatan berlimpahnya rizki. tekadnya untuk bershodaqoh karena Allah membuatnya menjadi yakin bahwa rizki Allah yang mengaturnya.

Beberapa bulan kemudian beliau bersama istrinya membuka warung nasi padang, usahanya jauh lebih berkembang pesat dan lebih baik daripada usaha transport sebelumnya dan yang lebih membahagiakan keluarganya tidak lagi dikejar-kejar penagih hutang. Bangkitnya ditengah keterpurukan tidaklah mudah, hanya dengan kekuatan iman kepada Allah yang membuat dirinya tetap tegar. Ibadah semakin ditingkatkan, keluarganya senantiasa diingatkan agar tidak lupa melaksanakan sholat lima waktu. ‘Alhamdulillah, pertolongan Allah itu begitu nyata Mas Agus, melalui shodaqoh saya bisa bangkit dari keterpurukan.’ tutur beliau pagi itu dihari Ahad di Rumah Amalia.


Selain sifat takabbur yang pernah menyelinap di hati, aku merupakan orang yang paling sering ditipu oleh mitra bisnis. Meskipun aku telah berhati-hati dalam bertindak, tapi tetap saja penipuan itu berlanjut. Mungkin itu adalah salah satu bentuk teguran Allah kepadaku. Puncak dari penipuan itu terjadi pada tahun 2002. saat itu, tersebutlah P.Tyang mengajak untuk berkerja sama dengan cara menanam saham. Setelah dijelaskan bagaimana sistem kerjanya, aku pun tertarik. Uang sebesar Rp 50 juta, aku serahkan langsung tanpa curiga. Lalu apa yang terjadi? Ternyata itu hanyalah modus penipuan. Maka lenyaplah uang itu entah-brantah.

Mulai dari sinilah bisnisku macet. Untuk menutupinya, mobil aku jual, selain itu aku pun berusaha mencari pinjaman ke teman-teman. Karena tidak mencukupi, maka akhirnya aku putuskan untuk meminjam di beberapa Bank seperti; BRI, BNI, Niaga, Permata. Gali lobang untuk tutup lobang.

Aku benar-benar menjadi orang yang terlilit hutang. Bahkan, karena tidak mampu lagi membayar kontrakan rumah, aku dan keluarga harus menumpang di rumah mertua.

Tiga tahun kondisi memprihatinkan tak juga berlalu. Di tengah kekalutan itu, ada kabar yang mengagetkan bahwa rumah yang kami tempati itu akan dijual oleh mertua. Ibaratnya, sudah jatuh tertimpa tangga. Aku tak bisa berfikir lagi, mau dibawa kemana keluarga saya ini?. Meskipun saya punya banyak famili, tapi aku tidak akan melibatkan mereka dalam kasus ini.

Singkat cerita, rumah mertua akhirnya terjual seharga Rp. 130 Juta. Dari hasil penjualan, bapak (mertua) memberi kami Rp. 20 juta. Namun belum genap berumur satu minggu, uang itu sudah ludes untuk mencicil hutang-hutangku yang menumpuk. Istriku menangis, sebab, sedianya uang itu akan kamu gunakan untuk mengontrak rumah. Tapi, apalah daya, si-pengutang terus berdatangan menagih.

Di tengah kekalutan, aku datangi temanku. Aku sampaikan permasalahanku dan aku utarakan bahwa saat ini aku sedang butuh kontrakan. Melalui perantaranyalah aku dipertemukan dengan seorang pemilik rumah. Setelah bertemu si-empunya, aku dibingungkan dengan uang kontrakan yang mencapai Rp 16 juta yang tak mungkin kumili. (sebelumnya, rumah ini ada yang ingin mengontrak sebesar Rp. 36 juta), Wallahu’alam, Karena kelembutan hatinya, kami dipersilahkan menempati rumah tersebut. Sebagai ganti, aku diminta untuk bekerja dengannya. Rumah berukuran 9x10 meter persegi itulah, yang sejatinya bekas kantor, akhirnya menjadi tempat kami sekeluarga bernaung hingga saat ini. Allahuakbar! Puji syukur ku terus kuucapkan kepada Allah yang telah memudahkan segala urusanku.

Langkah bergabung dengan lembaga dakwah bukan langkah mudah. Keputusan ini, sungguh sangat bertentangan dengan keinginan orangtuaku yang ingin aku menjadi seorang pegawai negeri (PNS). Maklum, di desa, jarang anak mengenyam bangku kuliah. Apalagi, statusku sebagai sarjana Fisika. Merekapun selalu memaksaku, bahkan tidak jarang dengan menggunakan bahasa yang –kadang-kadang- tidak mengenakkan. Namun, laksana karang di lautan, tekadku untuk berdakwah dan bergabung di sebuah lembaga dakwah tak pernah runtuh, sampai akhirnya mereka pun menyerah.

Saya memilih sebuah lembaga dakwah, sebagai ‘pelabuhan’, karena saya melihat keindahan Islam di sana, yang sebelumnya tidak pernah saya saksikan di beberapa lembaga lain. Bagaimana para penghuninya menghormati tamu, sungguh mengesankan. Belum lagi melihat para awak yang senantiasa menjaga keistiqomahan dalam menunaikan shalat jama’ah dan shalatul lail (tahajjud), menjadi daya pengikat tersendiri. Pemandangan semacam inilah yang membuat hatiku berbunga-bunga, dan mendesakkan hati untuk segera berbabung.

Melalui aktivitas-aktivitas inilah, aku bisa kembali bangkit dari sebelumnya. Bahkan, pada bulan Oktober tahun lalu, rumah yang kami (yang semula kontrak telah resmi jadi milik kami). Karena aku telah membelinya seharga Rp 180 juta.

Mungkin ada yang bertanya, mengapa saya mampu menanggung beban seberat ini?dan mampu kembali bangkit?. Jawabannya mungkin satu. Dalam menjalani kehidupan, aku memiliki satu prinsip yang membuatku teguh dan tak mudah runtuh.

“Tidak ada jalan buntu selama kita pasrahkan semua urusan kepada Allah.” Sekalipun saat itu saya tidak memiliki sepeser uang, tetapi dengan prinsip itu, Allah senantiasa memperkuat diriku untuk mampu menghadapi ujian demi ujian.

Ketika itu, keyakinanku makin kuat. Keyakinan ini berdasar pada salah satu surat dalam al-Quran yang berbunyi,

“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” [Al-Haj:40].

Hingga kini aku mendapatkan keberkahan, dan kemudahan yang tidak direncanakan sebelumnya. karena Allah menunjukan keberkahan dimana melalui cara aku masih bisa meningkatkan amal shaleh dan tidak disibukkan bisnis itu sendiri karena menolong agama-Nya


Sabtu, 24 Mei 2014

Percobaan Sachs Dan Ingenhousz

Sachs : berhasil membuktikan bahwa proses fotosintesis menghasilkan amilum (zat tepung). 

Ingenhousz : Melalui percobaannya terhadap tanaman air Hydrilla verticillata, ia berhasil membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan oksigen.

Percobaan Sederhana untuk tugas sekolah

Percobaan Sederhana Sabun Menarik Minyak


Bagaimana cara sabun membersihkan noda berupa minyak dari kain atau perabotan rumah tangga ? ingin tahu jawabannya ? lakukanlah percobaan berikut ini untuk membuktikannya !

Alat dan bahan yang akan kamu gunakan
1.    Gelas
2.    Sendok teh 3 buah
3.    Air
4.    Minyak goreng
5.    Kertas tebal
6.    Sabun cair
7.    Spidol

Langkah percobaan

1.    Siapkanlah dua gelas kaca yang telah diberi label

2.    Dengan menggunakan spidol berilah nomor pada masing masing gelas!, berilan nomor 1 untuk gelas pertama dan 2 untuk gelas yang kedua !

3.    Masukanlah air ke dalam masing masing gelas sekitar ½  bagian isi gelas!

4.    Tambahkanlah satu sendok minyak goreng ke dalam masing masing gelas

5.    Tambahkanlah satu sendok teh sabun cair ke dalam gelas kedua!

6.    Aduklah isi campuran dalam masing masing gelas dengan menggunakan sendok yang bersih

7.    Amatilah dan catatlah yang terjadi pada masing masing gelas setelah diaduk !

8.    Amaitilah dan catat kembali yang terlihat pada masing masing gelas !

Hasil percobaan

Pada gelas ke 1 setelah diaduk, tetesan minyak berputar putar dalam air. Setelah dibiarkan selama beberapa menit tampak bulatan bulatan  minyak terapung di permukaan air. Sementara itu, pada gelas 2 setelah diaduk, isi campuran dalam gelas menjadi buram dan tampak gelembung gelembung kecil dalam air. Setelah dibiarkan beberapa menit, isi campuran dalam gelas 2 menjadi keruh.

Penjelasan hasil percobaan

Minyak dan air adalah 2 jenis cairan yang sulit menyatu. Ketika dikocok minyak akana terpisah dari air dan membentuk lapisan di atas permukaan air.

Molekul sabun bentuknya panjang. Satu tangannya mengikat air dan tangan lainnya mengikat minyak. Ketika sabun, minyak dan air di aduk, molekul molekul sabun akan mengitari butiran minyak dan bagian luar molekul sabun akan mengikat air sehingga minyak dan air dapat bercampur.